Bantul sebagai salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta pun memiliki kekayaan sejarah dan budaya. Satu di antaranya yang dapat kita temukan adalah tempat-tempat bersejarah yang mulai ditinggalkan bahkan dilupakan oleh orang Jogja bahkan warga Bantul sendiri.
Dusun Bantul Timur, salah satu wilayah yang berada di Kalurahan Trirenngo, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul yang namnpak sekarang adalah sebuah kawasan perumahan. Apabila ditengok ke jauh ke belakang kawasan Dusun Bantul Timur ini ada kawasan yang di huni oleh kaum Kolonial Belanda. Menurut pelaku sejarah pada saat itu almarhum Mbah Atmosuwito (Atmo Buwang) menceritakan bahwa kawasan ini merupakan kawasan Pabrik Gula Jebugan. Bahkan di sekitar pabrik dulu terdapat banyak bangunan loji Belanda seperti yang nampak di kawasan Kotabaru. Pengakuan tersebut bisa dibuktikan melalui bekas-bekas reruntuhan gedung yang masih tersisa. Situs yang masih tersisa antara lain :
1. Gorong-gorong bawah tanah
Gorong-gorong ini dulu dimanfaatkan sebagai saluran pembuangan limbah Pabrik Gula Jebugan. Pada saat ini gorong-gorong yang di bagian hulunya terdapat mata air dimanfaatkan warga sebagai irigasi bagi sawah-sawah warga di Kecamatan Bantul maupun sebagian Kecamatan Bambanglipuro. Bentuk gorong-gorong ini adalah separo lingkaran dengan diameter kira-kira 3 meter dengan tinggi sekitar tinggi badan orang dewasa. Bangunan ini sangat kokoh meskipun sudah dimakan usia, bahkan bangunan ini tidak terbuat dari beton melainkan terbuat dari susunan batu bata yang direkatkan dengan semen jenis tertentu.
2. Kawasan Loji
Kawasan ini dulu terletak di bagian selatan dan Barat Daya SMA 2 Bantul sekarang. Sisa-sisa bangungan loji tersebut tinggal pondasi-pondasi bangunan yang sudah mulai tertimbun bangunan baru. Sebagian terletak di atas Gedung SMP 4, SMP1, SD Bantul Timur, dan gedung Dinas Pendidikan yang sekarang. Kawasan loji juga dilengkapi sarana lapangan tenis yang terletak di dekat JL. Laksda M.A. Adisucipto atau di depan kantor PCNU Bantul. Selain lapangan tenis ada juga fasilitas pemandian atau kolam renang yang letaknya berdampingan dengan perumahan Kejaksaan sekarang. Di lokasi ini masih ditemukan bangunan tembok tinggi dan tebal yang mebatasi lokasi pemandian. Di bagian ujung Utara sisi Timur terdapat deretan rumah yang disebut Los wolu. Sebutan ini sesuai dengan jumlah bangunan untuk para pekerja pabrik yang berjumlah 8 buah. Sedangkan Los pitulas berada di bagian Selatan sisi Timur, bangunan ini berjumlah 17 merupakan tempat tinggal pekerja Pabrik Gula Jebugan.
3. Ngawon (tempat pembuangan abu pabrik)
Kawasan ini dulu berupa lahan kosong, menjadi berbukit karena tumpukan abu yang begitu banyak. Pada perjalanan bukit abu tersebut dieksploitasi untuk bahan urug penbuatan jalan. Akibat pengerukan itu kawasan ini menjadi sebuah ledok atau cekungan yang begitu luas. Hingga saat ini kawasan Ngawon menjadi tempat pemukiman warga yang sudah dikapling oleh BPN.
Selain situs yang tesebut di atas, ada juga sejarah yang menyebutkan bahwa di beberapa bangunan bekas pabrik gula pernah dipakai sebagai markas BKR. Para Veteran di Bantul pun pernah berencana mebangun sebuah monumen di kawasan ini. Entah mengapa sampai saat ini keinginan tersebut belum juga terwujud.
Demikian sekelumit kisah sisa sejarah Dusun Bantul Timur. Bagi pihak-pihak yang tertarik untuk melengkapi tulisan ini bisa dikirimkan melalui e-mail : junikust@yahoo.com
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya"